Minggu, 30 Desember 2018

Mungkin Kau Pikir....


Mungkin kau pikir semua sudah tamat,
Tapi bagiku tidak akan pernah.
Mungkin kau pikir sudah waktunya untuk saling melupakan,
Tapi bagiku tak ada kata melupakan untuk kita.
Kau tetap menjadi seorang yang kunantikan untuk datang,
Bukan malah yang terus pergi dan meninggalkan kenang.
Aku rindu semua celotehan kita setiap malam,
Tak begitu penting memang,
Tapi sungguh cukup menenangkan.
Harapku masih selalu tentang kehadiranmu,
Bercengkrama menghabiskan petang dengan kopi dan lagu.
Bahagiaku masih selalu tentang bahagiamu,
Ingin kupastikan kau tak pernah merasa sendu.
Hingga hari ini, hatiku masih selalu menjadi singgasanamu,
Takkan kubiarkan kau terusik siapapun.
Aku masih akan terus menjagamu,
Entah sampai kapan sebab aku mencintaimu.

Sukabumi, 30-12-2018

Sabtu, 15 Desember 2018

Teruntukmu, Bagian Terbaikku (Lagi, dan Lagi)

Mencintaimu tidaklah mudah
Bersusah payah aku tak mau dengarkan kata orang
Awalnya, mereka katakan aku adalah seorang penyabar yang hebat
Betapa tangguh hatiku sebagai wanita
Tetap mencintai meski berbalas luka
Hingga kemudian, mereka katakan aku keras kepala
Mereka katakan aku telah hilang akal
Aku tertawa, mereka tak mengerti rasanya benar-benar jatuh cinta
Mereka tak mengerti mencintaimu begitu menyenangkan
Aku bahagia, terluka, dan begitu menikmatinya
Meski kutahu kau masih belum bisa melihatku ada
Tapi yakinku kuat, tentu pasti akan datang masanya.

Ciputat, 15-12-2018

Rabu, 12 Desember 2018

Lelah Merindu

Sayangku, aku sudah lelah merindumu
Dadaku sesak setiap kudengar namamu
Aku menangis, tapi air mataku kering
Kau tahu, denganmulah kuberharap bisa bersanding
Tapi tak pernah kau baca
Ada rindu di setiap kata yang kuucap
Ada rasa yang kuatnya tak pernah runtuh
Berharap bisa melengkapimu dengan utuh
Mengapa tak bisa juga kau lihat, sayang?
Tak juga kau sadari bahwa cintaku tak pernah usang
Tak ada yang lain, tak ada yang buatku jatuh cinta lagi
Seperti aku mencintaimu hari ini

Ciputat, 12-12-2018

Jangan Jauh-Jauh

Kumohon, jangan pergi jauh-jauh.
Jarak yang sedekat ini saja khawatirku sudah banyak.
Jangan kau tambah lagi.
Tapi jika kau tetap ingin pergi, terserah padamu.
Aku pun tak punya hak untuk menahanmu.
Tinggalkan saja, biar aku sedih sendirian.
Biarkan aku menangis sendirian.
Kemudian memperbaiki hati sendirian.
Kan kau juga sudah sering lakukan itu padaku?
Jadi tak usah kau ragukan aku.
Aku sudah sangat kuat.
Semua berkatmu, tentu.

Kamis, 06 Desember 2018

Suatu Saat, Kau Akan Mengerti


Malam sudah semakin larut. Tapi aku yakin kau masih terjaga. Mungkin kau sedang memandangi layar laptop, menyelesaikan pekerjaanmu. Sesekali kau mengerutkan kening, berpikir. Sesekali juga kau meregangkan otot leher yang mulai terasa pegal dan kaku. Andai saja aku di sana, mungkin akan kubuatkan kau susu cokelat hangat dan cookies lezat. Kemudian kutarik kursi dan duduk di sampingmu. Aku akan menemanimu sampai selesai. Wajahmu terlihat begitu serius sambil bibirmu bergumam tanpa suara. Aku tak mengerti kau bergumam tentang apa, tapi aku suka melihat kau sedang serius seperti itu. Lalu setelah kau selesai dengan pekerjaanmu dan menutup laptop, aku tentu akan memijat bahumu yang pegal-pegal itu sebelum beranjak tidur. Sayang, malam ini aku hanya bisa berandai-andai.
Sudah berbulan-bulan, dan perasaanku masih belum berubah. Hatiku masih terkunci rapat-rapat, agar kau tak pergi dan tergantikan yang lain. Kau masih bersemayam di dalamnya. Biar saja, aku suka. Bukannya memudar, justru semakin hari rasanya aku semakin cinta meski berkali-kali kau berusaha untuk membuatku menyerah. Tak pernah aku merasa seyakin ini dalam mencintai. Kau telah berhasil mematahkan hatiku berkali-kali, tapi aku juga berhasil memperbaikinya kemudian mencintaimu lagi. Patahkan saja terus. Semakin dibuat patah, justru hatiku semakin kuat mencintaimu. Kan sudah kubilang bahwa kau adalah bagian terbaikku, jadi mana mungkin aku meninggalkanmu begitu saja?
Adakah yang lebih tangguh hatinya? Tetap mecintai meski berkali-kali disakiti. Tetap menyayangi meski berkali-kali diabaikan. Tetap berusaha selalu ada meski berkali-kali kau anggap ia tak ada. Tetap membanggakanmu meski berkali-kali mereka mencaci. Tetap mendoakanmu meski berkali-kali kau melupakannya. Tetap memaafkan meski berkali-kali kau buat ia menangis. Tetap merindukanmu meski berkali-kali kau gores hatinya. Tetap mau menerimamu dalam setiap kondisi. Adakah yang lebih tangguh?
Tak peduli bagaimana kau bersikap hari ini. Tak mengapa. Aku yakin, suatu saat kau juga akan mengerti bahwa ada perempuan yang begitu mencintaimu sepenuh hatinya. Kau akan mengerti bahwa ada perempuan yang selalu menyayangimu, bagaimanapun kondisimu. Sesakit apapun hatinya, tak pernah menyerah dalam mencintaimu. Kau akan mengerti bahwa ada perempuan yang sangat bangga padamu ketika kau berhasil, dan ada perempuan yang sangat ingin mengulurkan tangannya untuk membantumu bangkit lagi ketika kau terjatuh. Kau akan mengerti bahwa ada perempuan yang sangat ingin menyeka setiap peluhmu. Kau akan mengerti bahwa ada perempuan yang selalu mendoakan kebaikanmu dalam setiap sujudnya. Kau akan mengerti bahwa ada perempuan yang tak pernah bosan melangitkan namamu dalam setiap doanya. Kau akan mengerti bahwa ada perempuan yang menjadikanmu rumah dan berharap ia juga bisa menjadi rumah bagimu. Kau akan mengerti bahwa ada perempuan yang berharap bisa mendampingimu tak hanya di dunia, bahkan di kehidupan setelah kematian.

Ciputat, 06-12-2018

Senin, 03 Desember 2018

Kau, Candu yang Tak Terobati


Terimakasih
Malam ini, tangisku menjadi
Tidak, aku tidak sedih sama sekali
Bahagiaku melihat senyummu seperti tadi
Kapan lagi bisa kulihat yang demikian?
Tentu akan sangat langka, bukan?
Karena kita tak pernah tahu kapan
Akan dihadapkan kembali pada pertemuan
Tidakkan kau rasakan betapa aku sangat bahagia?
Katakanlah bahwa kau juga bahagia
Sayang, hari ini sudah kutunggu-tunggu sejak lama
Duduk berdua dan mendengarkan kau bercerita
Tapi sungguh kusesali pertemuan kita yang singkat
Waktu telah merebutmu dariku dengan sangat tega
Padahal rinduku masih banyak tersisa
Kata-kataku juga masih banyak yang tak tersampaikan
Maafkan aku yang tak pernah selesai dalam merindumu
Karena matamu, gaya bicaramu, senyummu
Dan semua tentangmu adalah candu
Yang sudah tak dapat terobati setitik pun, hingga kapanpun.

Aku Pamit.

Sangat ingin tahu kabarmu lalu berkata aku rindu. Tapi rasanya aku sudah lelah jadi perempuan tak tahu diri. Sudah tahu rinduku sepihak, ma...