Selasa, 09 Oktober 2018

Selamat Ulang Tahun, Kamu.

Hari ini, usiamu bertambah. Jadi, kuucapkan selamat hari lahir! Selamat ulang tahun! Semoga kau selalu diberikan kebahagiaan. Apapun yang kau cita-citakan, apapun harapan baikmu, aku aamiin-kan. Tak perlu kau risau. Doaku selalu yang terbaik untukmu, tentang suksesmu, tentang cita-citamu, tentang kesehatanmu, tentang bahagiamu.

Kau boleh bersuka cita karena usiamu bertambah. Tapi jangan lupa bahwa sisa hidupmu di dunia semakin hari semakin berkurang. Maka, lakukanlah yang terbaik di sisa hidupmu. Teruslah menebar kebaikan dan manfaat untuk orang lain. Jangan lupa untuk berterimakasih pada orang-orang yang telah membuat harimu menjadi lebih baik.

Jangan lupa untuk tetap tersenyum setiap hari, pada semua orang yang kau temui. Berbahagialah setiap hari. Jagalah dirimu baik-baik. Senyummu, bahagiamu, keselamatanmu, kesehatanmu, kesuksesanmu, semua adalah bahagiaku, hal yang selalu kuharapkan darimu. Tapi, bukan berarti aku tak mau tahu tentang sedihmu, susahmu, gelisahmu, cemasmu, atau jatuhmu. Sungguh, bukan berarti aku tak peduli.

Justru jika suatu saat kau membutuhkan aku, datanglah. Datanglah kapanpun kau mau. Aku akan menyambutmu dengan senang hati. Jika kau butuh pundak untuk bersandar, datanglah. Akan kupastikan pundakku bisa membuatmu lebih baik. Telingaku siap mendengar apapun yang ingin kau ceritakan. Susah-senangmu, jatuh-bangunmu, sedih-bahagiamu. Semuanya. Janganlah kau ragu. Tanganku siap menguatkanmu ketika kau merasa hampir menyerah.

Memang hari itu kubilang aku akan pergi. Tapi, percayalah, aku tak pergi sama sekali. Aku tak meninggalkanmu. Sama sekali tidak. Tak tahukah kau bagaimana sakitnya hatiku ketika mengatakan itu? Lebih sakit dari yang pernah kubayangkan. Aku menangis, bukan karena kau tak mau mencegahku pergi. Tapi aku menangis, menyalahkan diriku sendiri yang tak mampu menjadi obat dari segala rasa sakitmu. Menyalahkan diriku sendiri yang tak mampu menjadi penenang dari segala kegelisahanmu. Menyalahkan diriku sendiri yang begitu tidak sabar mendampingimu.

Sekali lagi, aku tak pergi darimu. Aku tak meninggalkanmu. Jangan kau pinta aku untuk pergi lagi. Bagaimana bisa aku pergi sedangkan hatiku masih kau genggam? Bagaimana bisa aku pergi jika separuh bagian terbaikku adalah kamu? Bagaimana bisa?

Sayangku, semoga kamu mengerti. Aku tak pernah mencintai sedalam ini. Sangat dusta jika kubilang aku tak mau peduli lagi denganmu, tak mau tahu lagi urusanmu, tak mau bertemu lagi denganmu, tak mau lagi mencarimu. Semua dusta. Aku selalu ingin tahu kabarmu. Aku selalu ingin tahu bagaimana hari-harimu. Aku selalu ingin tahu apa kau baik-baik saja. Aku selalu ingin tahu, sedang apa kau di sana? Apa kau sedang bahagia? Apa kau sedang kesulitan? Aku selalu berharap bisa selalu ada di sampingmu.

Hingga saat ini, bagiku kau masih rumah. Tolong jangan paksa aku untuk mencari rumah yang lain, setidaknya untuk saat ini. Aku sudah terlanjur senang tinggal di dalammu. Aku tak mau pergi. Aku ingin mendampingimu selalu. Menemanimu dengan setia, tak peduli bagaimana kondisimu. Susah-senang, jatuh-bangun, sedih-bahagia, aku tetap ingin menemanimu. Aku ingin menjadi sebab ketika kau berhasil meraih segala cita-citamu. Aku ingin menjadi tempatmu pulang.

Sayang, jika kau masih senang di sana tanpa aku, tak apa. Tiada masalah bagiku. Setidaknya, kau tak perlu menghapus kontakku, kau tak perlu kau sembunyikan postinganmu dengan memasukkanku ke dalam daftar ‘hide story from’, kau tak perlu memutuskan koneksimu denganku. Jika kau lakukan itu, tentu akan sangat menyiksaku. Tak ada pesan darimu saja sudah membuatku tersiksa, tolong jangan tambah lagi. Setidaknya aku tahu kabarmu, setidaknya aku tahu kau sedang baik-baik saja melalui postingan status whatsapp atau Instagram-mu.

Sayang, jika kau masih belum mau pulang, tak apa. Nikmati saja dulu apa yang kau lakukan di sana. Tapi kau harus selalu ingat, aku tak pernah pergi, aku tak pernah meninggalkanmu. Jadi, ketika kau rasa sudah waktunya untuk pulang, pulanglah. Aku selalu menunggumu di depan pintu setiap hari. Tentu saja untuk menyambutmu dengan bahagia. Aku menantimu selalu, tak usah ragu. Aku memang tak bisa menjadi wanita-wanita di luar sana yang kau lihat lebih cantik, lebih menarik, lebih pintar, lebih dewasa, lebih segala-galanya. Tapi percayalah, sayang, setiap hari aku berusaha memperbaiki diri, untukmu, untuk diriku sendiri, untuk kita. Setiap hari, hingga hari ini, aku masih berusaha menjadi apa yang kau mau.

Sekali lagi kuucapkan padamu, selamat hari lahir. Semoga kau selalu dilimpahkan kebahagiaan yang tak terhingga. Semoga setiap langkahmu selalu dirahmati dan dilindungi Tuhan. Aku mencintaimu, selalu.


Ciputat, 09 Oktober 2018.

Kamis, 04 Oktober 2018

Dusta

Dusta
Jika kubilang,
Aku takkan mencarimu lagi
Padahal tetap kau yang kucari dalam setiap suka dukaku

Dusta
Jika kubilang,
Aku takkan membutuhkanmu lagi
Padahal aku setengah mati ingin menemuimu

Dusta
Jika kubilang,
Aku takkan mempedulikanmu lagi
Padahal aku selalu ingin bertanya bagaimana kabarmu

Dusta
Jika kubilang,
Aku takkan bersamamu lagi
Padahal aku sudah tak kuasa menahan rindu akan hadirmu

Dusta
Jika kubilang,
Aku takkan mencintaimu lagi
Padahal namamu masih kuselipkan diantara doa-doa baikku pada Tuhan

Ciputat, 04 Oktober 2018

Aku Pamit.

Sangat ingin tahu kabarmu lalu berkata aku rindu. Tapi rasanya aku sudah lelah jadi perempuan tak tahu diri. Sudah tahu rinduku sepihak, ma...