Hari ini, usiamu bertambah. Jadi,
kuucapkan selamat hari lahir! Selamat ulang tahun! Semoga kau selalu diberikan
kebahagiaan. Apapun yang kau cita-citakan, apapun harapan baikmu, aku
aamiin-kan. Tak perlu kau risau. Doaku selalu yang terbaik untukmu, tentang
suksesmu, tentang cita-citamu, tentang kesehatanmu, tentang bahagiamu.
Kau boleh bersuka cita karena
usiamu bertambah. Tapi jangan lupa bahwa sisa hidupmu di dunia semakin hari
semakin berkurang. Maka, lakukanlah yang terbaik di sisa hidupmu. Teruslah
menebar kebaikan dan manfaat untuk orang lain. Jangan lupa untuk berterimakasih
pada orang-orang yang telah membuat harimu menjadi lebih baik.
Jangan lupa untuk tetap tersenyum
setiap hari, pada semua orang yang kau temui. Berbahagialah setiap hari.
Jagalah dirimu baik-baik. Senyummu, bahagiamu, keselamatanmu, kesehatanmu,
kesuksesanmu, semua adalah bahagiaku, hal yang selalu kuharapkan darimu. Tapi,
bukan berarti aku tak mau tahu tentang sedihmu, susahmu, gelisahmu, cemasmu,
atau jatuhmu. Sungguh, bukan berarti aku tak peduli.
Justru jika suatu saat kau
membutuhkan aku, datanglah. Datanglah kapanpun kau mau. Aku akan menyambutmu
dengan senang hati. Jika kau butuh pundak untuk bersandar, datanglah. Akan
kupastikan pundakku bisa membuatmu lebih baik. Telingaku siap mendengar apapun
yang ingin kau ceritakan. Susah-senangmu, jatuh-bangunmu, sedih-bahagiamu.
Semuanya. Janganlah kau ragu. Tanganku siap menguatkanmu ketika kau merasa
hampir menyerah.
Memang hari itu kubilang aku akan
pergi. Tapi, percayalah, aku tak pergi sama sekali. Aku tak meninggalkanmu.
Sama sekali tidak. Tak tahukah kau bagaimana sakitnya hatiku ketika mengatakan
itu? Lebih sakit dari yang pernah kubayangkan. Aku menangis, bukan karena kau
tak mau mencegahku pergi. Tapi aku menangis, menyalahkan diriku sendiri yang
tak mampu menjadi obat dari segala rasa sakitmu. Menyalahkan diriku sendiri
yang tak mampu menjadi penenang dari segala kegelisahanmu. Menyalahkan diriku
sendiri yang begitu tidak sabar mendampingimu.
Sekali lagi, aku tak pergi
darimu. Aku tak meninggalkanmu. Jangan kau pinta aku untuk pergi lagi.
Bagaimana bisa aku pergi sedangkan hatiku masih kau genggam? Bagaimana bisa aku
pergi jika separuh bagian terbaikku adalah kamu? Bagaimana bisa?
Sayangku, semoga kamu mengerti.
Aku tak pernah mencintai sedalam ini. Sangat dusta jika kubilang aku tak mau
peduli lagi denganmu, tak mau tahu lagi urusanmu, tak mau bertemu lagi
denganmu, tak mau lagi mencarimu. Semua dusta. Aku selalu ingin tahu kabarmu.
Aku selalu ingin tahu bagaimana hari-harimu. Aku selalu ingin tahu apa kau
baik-baik saja. Aku selalu ingin tahu, sedang apa kau di sana? Apa kau sedang
bahagia? Apa kau sedang kesulitan? Aku selalu berharap bisa selalu ada di
sampingmu.
Hingga saat ini, bagiku kau masih
rumah. Tolong jangan paksa aku untuk mencari rumah yang lain, setidaknya untuk
saat ini. Aku sudah terlanjur senang tinggal di dalammu. Aku tak mau pergi. Aku
ingin mendampingimu selalu. Menemanimu dengan setia, tak peduli bagaimana
kondisimu. Susah-senang, jatuh-bangun, sedih-bahagia, aku tetap ingin
menemanimu. Aku ingin menjadi sebab ketika kau berhasil meraih segala
cita-citamu. Aku ingin menjadi tempatmu pulang.
Sayang, jika kau masih senang di
sana tanpa aku, tak apa. Tiada masalah bagiku. Setidaknya, kau tak perlu
menghapus kontakku, kau tak perlu kau sembunyikan postinganmu dengan
memasukkanku ke dalam daftar ‘hide story from’, kau tak perlu memutuskan
koneksimu denganku. Jika kau lakukan itu, tentu akan sangat menyiksaku. Tak ada
pesan darimu saja sudah membuatku tersiksa, tolong jangan tambah lagi.
Setidaknya aku tahu kabarmu, setidaknya aku tahu kau sedang baik-baik saja
melalui postingan status whatsapp atau Instagram-mu.
Sayang, jika kau masih belum mau
pulang, tak apa. Nikmati saja dulu apa yang kau lakukan di sana. Tapi kau harus
selalu ingat, aku tak pernah pergi, aku tak pernah meninggalkanmu. Jadi, ketika
kau rasa sudah waktunya untuk pulang, pulanglah. Aku selalu menunggumu di depan
pintu setiap hari. Tentu saja untuk menyambutmu dengan bahagia. Aku menantimu
selalu, tak usah ragu. Aku memang tak bisa menjadi wanita-wanita di luar sana
yang kau lihat lebih cantik, lebih menarik, lebih pintar, lebih dewasa, lebih
segala-galanya. Tapi percayalah, sayang, setiap hari aku berusaha memperbaiki
diri, untukmu, untuk diriku sendiri, untuk kita. Setiap hari, hingga hari ini,
aku masih berusaha menjadi apa yang kau mau.
Sekali lagi kuucapkan padamu,
selamat hari lahir. Semoga kau selalu dilimpahkan kebahagiaan yang tak
terhingga. Semoga setiap langkahmu selalu dirahmati dan dilindungi Tuhan. Aku
mencintaimu, selalu.
Ciputat, 09 Oktober 2018.