Kamis, 28 Februari 2019

Dalam Perjalanan Kereta

Sore ini pukul empat tiga puluh
Tubuhku sepertinya agak sedikit berpeluh
Setelah berjalan menuju stasiun
Di mana memori tentangmu akan kembali tersusun

Deru kereta mengantarku ke tujuan
Potret dirimu hadir lagi dalam ingatan
Kau tatap aku dengan sebuah senyuman
Dan kita masih sama-sama malu bergandengan

Sekarang pukul empat lewat empat lima
Aku di sini, di tempat kita biasa berjumpa
Kemudian pergi kemanapun asal kita bersama
Saat itu, kita rasakan bahagia berdua

Setiap peron dan gerbong kereta
Kulihat kita bercengkerama dan tertawa
Kemudian kau tertidur karena mulai merasa lelah
Melihatmu pulas, aku sangat suka

Sudah pukul lima
Di stasiun ini, kita biasa menunggu kereta berikutnya
Bukan karena apa-apa,
Tapi karena aku ingin melihatmu lebih lama

Pukul lima dua puluh aku sampai di tujuan
Kulihat kita masih tak mau terpisahkan
Hingga akhirnya kita berjabat tangan
Lalu kukecup punggung tanganmu sebagai kenang-kenangan

Ditulis dalam perjalanan kereta Gondangdia-Pondok Ranji
28-02-2019

Senin, 25 Februari 2019

Dear you, (2)


Jika benar telah kau temukan
Seseorang yang membuatku tergantikan
Sama sekali tak mengherankan
Sebab pria sepertimu pasti jadi idaman
Setiap senyum dan tutur katamu,
Sikap dan tingkah lakumu,
Dan caramu melihat dunia,
Perempuan mana yang tak terpana?
Kurasa banyak dari mereka yang menantimu
Kau tinggal pilih yang terbaik menurutmu
Sedang aku, hanya bisa menatapmu dari jauh
Berharap kau bisa melihat ke arahku
Tapi mungkin aku harus belajar tahu diri,
Mungkinkah kau benar-benar putuskan untuk pergi?
Benar kau takkan kembali padaku lagi?
Lantas apa guna aku menunggumu selama ini?
Aku, hanya perempuan biasa dalam masa lalumu
Sedang kau, masih selalu kuanggap bagian masa depanku
Adakah sedikit saja waktu untuk kita bisa bertemu?
Ingin rasanya aku bisa kembali meyakinkanmu
Bahwa hanya kau yang benar-benar kuinginkan
Bahwa hanya denganmulah aku ingin menata masa depan
Bahwa rasa sayangku padamu tak pernah pudar
Bahwa cintaku padamu tak kenal gentar
Sayang, salahkah aku jika masih mencintaimu?
Salahkah segala penantianku padamu?
Salahkah jika masih kutunggu hari itu?
Hari dimana kau dan aku akan kembali bersatu

Ciputat, 25-02-2019

Minggu, 24 Februari 2019

Dear you,

Sungguh, aku benar-benar tak pandai dalam berpura-pura.
Pura-pura tak peduli, pura-pura tak rindu, apalagi pura-pura tak mencintaimu lagi.
Maka, jangan paksa aku menjauh darimu.
Aku tetap ingin bersamamu, aku tetap ingin kita yang dulu, yang pernah sedekat nadi.
Aku tetap ingin kita yang pernah saling mencari.
Ketahuilahsayang, setelah bertemu denganmu, benar-benar kuhentikan pencarianku.
Bahkan saat kau memilih tak bersamaku lagi, aku justru masih setia di tempat yang sama.
Tak pernah sedikit pun beranjak, apalagi mencari sosok lain untuk menggantikanmu. Tak pernah.
Sekuat hatiku tetap menunggumu kembali sambil aku menata diri.
Perasaanku tak pernah sedikitpun berkurang.
Setiap ada pesan darimu, bahagiaku masih sama.
Setiap kulihat potretmu, getaranku pun masih sama.
Degup jantungku masih seirama seperti pertama kali aku melihatmu.
Percayalah, aku tak pernah berubah.
Kan kau sendiri yang memintaku untuk tidak berubah?
Jadi, tak usah khawatir.
Aku tetap mencintaimu.

Sukabumi, 24-02-2019

Kamis, 21 Februari 2019

Perempuan Tak Tahu Diri!

Kenapa mencintainya bisa semenyakitkan ini? Kenapa hatimu masih belum mau beranjak pergi? Padahal jelas sudah semuanya, sepertinya bukan kau yang dia mau. Kenapa kau bisa sekeras kepala ini?

Apa guna kau merindukannya sampai menangis setiap malam? Tak adakah yang lebih layak untuk kau tangisi? Kapan kau akan sadar diri? Kau, bukan perempuan yang dia cari.

Sampai kapan kau menunggunya kembali? Tak terbukakah matamu untuk bisa melihat jelas, dia sama sekali tak ingin menemuimu lagi. Lalu, apa yang akan kau lakukan jika ternyata dia menemui perempuan lain?

Benar-benar. Tentu baru kali ini kau rasakan jatuh cinta bisa sangat menyiksa. Sakit sesakit-sakitnya. Patah sepatah-patahnya.

Memang bodoh! Siapa suruh kau menyimpan begitu banyak harapan padanya? Tentang masa depan bersama, tentang hari tua bersama.

Sungguh sakit bukan? Rasakan! Rasa sakit ini memang kau sendiri yang buat. Jangan salahkan dia, jangan salahkan keadaan. Otakmu yang lumpuh!

Ciputat, 21-02-2019

Selasa, 19 Februari 2019

Ingatanku Masih Selalu Tentangmu

Ingatanku masih selalu tentangmu
Tentang pertemuan kita yang pertama kali
Kau tahu hari itu telah lama ku nanti
Aku amat gugup hingga bisa kurasakan degup jantungku sendiri

Ingatanku masih selalu tentangmu
Tentang satu malam di November dua tahun lalu
Kita tersenyum malu-malu
Menghabiskan waktu berdua hingga larut

Ingatanku masih selalu tentangmu
Tentang hari ulangtahunmu
Di antara deras hujan malam itu
Kau bilang, aku selalu cantik bagimu

Ingatanku masih selalu tentangmu
Tentang pertemuanmu dengan kedua orangtuaku
Kita tersenyum malu-malu
Tapi mereka justru terkagum-kagum

Ingatanku masih selalu tentangmu
Tentang kebun raya favouritmu
Tentang genggaman tanganmu yang pertama
Tentang menonton film bersama-sama

Ingatanku masih selalu tentangmu
Tentang sudut favoritmu di toko buku
Tentang perjalanan kita dengan kereta
Tentang pose kita di taman bunga

Ingatanku masih selalu tentangmu
Tentangmu yang selalu bisa menenangkanku
Tentangmu yang tak pernah gagal membuatku tersenyum
Dan aku merasa begitu sempurna bersamamu

Kau benar-benar tidak rindu?
Sayang, rupanya kau pernah semanis itu
Sebelum akhirnya kau ubah malamku
Menjadi lebih gelap dan sendu

Haruskah melulu kupertaruhkan harga diri
Demi bisa bercengkrama denganmu lagi
Sebab rinduku belum juga bisa menepi
Padamu, si pemilik hati

Sampai kapan dirimu kutangisi
Padahal kau tak juga mau peduli
Tak sekalipun langkahmu menuju kemari
Terus saja kusakiti diri sendiri

Sayangku,
Kau tahu aku hampir menyerah menunggu
Tapi yakinku selalu mampu kembali menggebu
Meski resiko terburuk bisa pelan-pelan membunuhku

Ciputat, 19-02-2019

Selasa, 12 Februari 2019

Salahkah?

Sayang, rindu ini rasanya tak pernah tuntas
Ia kerap tumbuh melampaui batas
Hati ini juga tampaknya mati rasa
Kecuali padamu, tentu saja

Salahkah jika rindu ini terus kupelihara?
Makin hari ia makin meronta
Sebab menuntut pertemuan secepatnya
Tapi kau tak pernah terlihat berusaha

Salahkah jika hati ini terus mencintai
Sosok yang begitu sulit kugapai?
Tahukah kau berapa kali pertahananku hampir rubuh
Tapi selalu berhasil bangkit karena rasa yang amat teguh

Aku berani bertaruh
Kan tak ada perempuan yang amat keras kepala sepertiku?
Sepenuh hati mencintai, tak pernah runtuh
Seluruh jiwa menanti, tak pernah mengeluh

Ciputat, 12-02-2019

Sabtu, 09 Februari 2019

Kau (Tetap) Bagian Terbaikku

Kau tahu, setiap malam kunantikan pesanmu
Selalu kuharapkan notifikasi darimu
Rasa-rasanya ingin kusapa kau lebih dulu
Tapi sepertinya kau tak menghendaki itu

Kau tahu, ingin sekali kutanya kabarmu
Ingin kutanya bagaimana hari-harimu
Apakah kau bahagia sekarang?
Adakah sedetik saja diriku kau kenang?

Tak menghubungi bukan berarti aku tak peduli
Bukan berarti aku tak mau tahu lagi
Andai kau tahu, senyumku merekah
Saat namamu muncul di timeline media sosial

Tak menghubungi bukan berarti aku tak mencintai
Bukan berarti aku tak rindu kamu lagi
Kau tetap menjadi satu-satunya
Tak pernah sedikitpun tergantikan

Aku mencintaimu tanpa mengenal jeda
Begitupun rinduku, tak pernah lelah
Makin hari ia tumbuh semakin besar
Meski tak juga sampai pada kau, Tuannya

Aku mencintaimu benar-benar sebagai kamu
Karenanya perasaan ini tak pernah pupus
Juga tak pernah lekang oleh waktu
Bagaimanapun, kau tetap jadi bagian terbaikku

Ciputat, 09-02-2019

Senin, 04 Februari 2019

Kau Harus Bertanggung Jawab


Makin hari, makin tak tertolong rasa sakit ini
Hati sudah terlanjur rusak, pecah berkeping-keping
Siapapun, tak ada yang bisa memperbaiki
Kau, bisa-bisanya
Langkahmu yang semakin jauh
Seperti tak ada beban sama sekali
Kau, bisa-bisanya
Bersikap begitu kejam
Terhadap hati yang amat rapuh
Benar, bagimu aku adalah masa lalu
Sementara aku, menganggap kita tak pernah berlalu
Dungu
Tak ada otak
Aku, bisa-bisanya
Ketika langkahmu semakin jauh
Aku tetap setia menunggu tanpa jenuh
Aku, bisa-bisanya
Bersikap begitu bodoh
Menangisimu dan berharap kau mendengarku
Atas setiap tangisku,
Atas setiap kehancuranku,
Atas setiap lukaku,
Atas setiap rinduku,
Kaulah satu-satunya yang harus bertanggung jawab.

Ciputat, 04-02-2019

Aku Pamit.

Sangat ingin tahu kabarmu lalu berkata aku rindu. Tapi rasanya aku sudah lelah jadi perempuan tak tahu diri. Sudah tahu rinduku sepihak, ma...