Kamis, 21 Maret 2019

Hanya Untuk Kamu, Satu-Satunya

Sayang, aku yakin kamu pasti belum tidur. Biar kutebak, kamu pasti masih mengerjakan sesuatu, entah tentang persiapan kelas weekendmu, atau tentang coding-coding yang aku tak pernah bisa mengerti. Ah, atau mungkin kamu sedang membaca buku? Buku apa yang sedang kamu baca? Pasti menarik sekali. Aku tahu kamu tak berubah, sayang.

Sayang, selagi kamu selesaikan urusanmu itu, aku ingin menulis tentangmu, ya. Biar tulisan ini bisa jadi pengantar tidurmu.

Sayang, tentu kamu di sana baik-baik saja, bukan? Pasti jauh lebih baik kurasa. Aku tahu kamu selalu bisa menyelesaikan semua urusanmu dengan baik. Kamu memang sosok yang sangat bisa diandalkan, oleh siapapun. Percayalah, pasti banyak orang mengagumimu. Jangan merendah untuk ini, aku tahu kamu pasti akan merendah.

Sayang, boleh kukatakan sesuatu? Kamu tahu aku benar-benar seorang pencemburu. Sekarang ini pun, cemburuku tak kenal berhenti. Aku cemburu pada semua orang yang kamu temui setiap hari, siapapun itu. Mereka begitu mudah bertemu denganmu. Mereka mudah mendapatkan senyummu, atau justru mereka bisa menjadi alasan kau tersenyum, sekecil apapun. Mereka mudah berbicara denganmu, membahas tentang apapun yang kalian suka.

Aku cemburu, sayang. Kenapa aku tak bisa lagi seperti mereka? Tak pernah kudapatkan kesempatan melihatmu lagi, kecuali dalam foto tentu. Jangankan bertemu, menyapamu via whatsapp saja kadang hanya berujung gantung. Tak pernah kudapatkan balasan.

Kamu tahu, tidak?
Setiap kali kamu membalas pesanku, setiap kali aku melihat namamu muncul di timeline media sosial, setiap kali aku mendengar namamu, jantungku masih saja berdebar. Getarannya masih sama seperti pertama kali aku melihatmu. Kamu ingat betapa manisnya kita dulu? Aku pikir semua itu tak akan pernah berubah, sayang. Sungguh kusesali perpisahan kita kala itu.

Kamu tahu tidak kenapa kamu masih bisa membuatku berdebar hingga saat ini? Karena aku masih begitu mencintaimu. Jangan tanya secinta apa, yang jelas aku memang tak pernah sedalam ini ketika mencintai. Karena itu, ketika kutahu kita tak bersama lagi, rasanya pun tak pernah semenyakitkan ini.

Mungkin kebersamaan kita memang tak lama, tapi kenangan yang kita lewati tak pernah ada habisnya. Kemanapun aku pergi, aku selalu bisa melihatmu, dengan rasa rindu dan sakit hati yang melebur jadi satu.

Kamu tahu tidak? Aku amat mencintaimu karena bagiku kamu benar-benar sosok idaman. Mungkin perempuan-perempuan di luar sana juga berkata demikian. Disadari atau tidak, kamu telah banyak membuatku berubah. Dari kamu, aku belajar banyak hal. Aku belajar jadi perempuan yang tangguh, aku belajar jadi perempuan yang kuat. Aku belajar melihat segala sesuatu dari sudut pandang lain, aku belajar menjadi lebih dewasa dan mandiri. Aku belajar memasak, aku belajar untuk terus menjadi seorang perempuan pembelajar. Karenanya aku benar-benar bersyukur telah dipertemukan dengan laki-laki hebat sepertimu.

Terimakasih, ya. Aku tahu aku tak banyak melakukan sesuatu yang berarti untukmu, atau bahkan mungkin selama ini hadirku hanya mengganggumu saja. Aku minta maaf jika memang itu benar.

Sayang, aku harap kamu bisa terus menjadi dirimu sendiri. Menjadi kamu yang bisa membawa manfaat dan perubahan positif untuk orang-orang di sekitarmu. Semoga Tuhan selalu menjaga langkahmu agar tetap berada di jalan kebaikan. Semoga Tuhan juga senantiasa memberimu nikmat sehat dan bahagia setiap hari. Jika kamu lelah dan merasa butuh seseorang untuk bersandar, datanglah padaku kapan pun kamu mau. Pelukku akan selalu terbuka untukmu. Tak perlu ragu, sebab bagaimanapun keadaanmu, aku (masih tetap) mencintaimu. Sangat, sangat mencintaimu.

Dari perempuan yang sempat mengisi hatimu dan digenggam erat.
Tulisan ini hanya untuk kamu, satu-satunya.
Ciputat, 21 Maret 2018.

Sabtu, 02 Maret 2019

Mencintaimu, Sakit.


Aku tak tahu jika mencintaimu ternyata bisa sesakit ini
Tak ada sesuatu apapun yang mampu mengobati
Rindu ini terus tumbuh tanpa tahu diri
Sebab itulah hati semakin menjerit-jerit

Harga diriku seperti sudah tak ada arti
Karena terus berharap bisa bersama lagi
Mengapa masih saja kupercaya kau akan kembali
Tanpa tahu disana mungkin kau mencari lagi

Tahukah bahwa kau satu-satunya yang membuatku begini
Hatiku masih menginginkanmu meski kau tak kunjung menyadari
Akulah perempuan yang mencintaimu sepenuh hati
Setiap hari, tanpa jeda walau sedetik



Ciputat, 02-03-2019

Aku Pamit.

Sangat ingin tahu kabarmu lalu berkata aku rindu. Tapi rasanya aku sudah lelah jadi perempuan tak tahu diri. Sudah tahu rinduku sepihak, ma...