Senin, 01 September 2014

Sekedar Goresan Hati

Dulu, kita saling tertawa pada hal yang sama. Dulu, kita menangis pada hal yang sama. Dulu, kita bercerita tentang apa saja yang kita inginkan. Ya, itu dulu. Hanya sekedar memori yang masih kusimpan rapi sejak kau putuskan untuk mengakhiri semuanya hingga detik ini. Ingatanku masih  merekam jelas bagaimana senyummu, tawamu, candamu, tatapan matamu. Kini, jangankan untuk bertatap muka. Menghubungiku saja jarang untuk memulai. Apa kesungguhan hati ini belum cukup untukmu? Sayang, ingatlah. Bagaimanapun kamu, kamu tetaplah kamu yang selalu kusayangi. Meskipun kau pergi, kau tetap menghiasi hatiku. Buktinya aku telah mantapkan hati ini untuk tidak akan terbuka lagi untuk yang lain. Saat kejadian itu, kau bilang kau akan tetap mendengarkan ceritaku meskipun kita tak lagi bersatu. Kau bilang kau akan tetap menemaniku sebagai sahabat terbaikku. Kau bilang akan selalu membantu kapanpun aku membutuhkanmu. Tapi, bisakah kau lihat? Nyatanya tak semua begitu. Kau ingin bercerita apa saja denganku, maka aku akan siap mendengarkanmu. Aku siap menghiburmu saat suasana hatimu tak baik. Aku siap untuk selalu ada untukmu. Aku siap. Tak bisakah aku mendapatkan hal yang sama? Aku tahu, mungkin aku tak lagi berharga di matamu. Aku tak lagi menawan untukmu. Aku tak lagi berarti seperti dulu. Mungkin sekarang kau bertanya dalam hatimu, "Memangnya kau siapa?" setiap kali aku mengkhawatirkanmu. Aku tahu kau lebih sibuk sekarang. Aku tahu aku tak punya hak untuk apapun. Aku tahu mungkin di setiap waktu luangmu yang sekarang, tak lagi terbesit namaku di pikiranmu. Aku tahu sekarang kau terlalu sibuk sampai tak bisa menemukan waktu untukku. Mungkin perasaanmu mulai pudar. Tapi peraasaanku tak pudar sedikitpun. Mungkin aku tak berarti untukmu, tapi kau sangat berarti untukku. Karena cinta akan selalu menerima bagaimanapun kamu. Aku akan menunggumu. Selalu menunggumu.

Aku Pamit.

Sangat ingin tahu kabarmu lalu berkata aku rindu. Tapi rasanya aku sudah lelah jadi perempuan tak tahu diri. Sudah tahu rinduku sepihak, ma...